ILMU SOSIAL DASAR
Pelapisan
Sosial
Nama :
Anindita Suci Febianingsih
Universitas
Gunadarma
Nama Dosen :
Ahmad Nasher
A. Pengertian pelapisan Sosial
Pelapisan
sosial atau
stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan
atau pengelompokan para anggota masyarakat secara
vertikal (bertingkat).
-Stratifikasi
sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk/masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
v Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan
sebagai dasar pembentukan pelapisan
sosial adalah sebagai berikut :
1.
Ukuran kekayaan
Kekayaan
(materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling
banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial,
demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada
bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam
berbagi kepada sesama.
2.
Ukuran kekuasaan dan
wewenang
Seseorang
yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.
Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya
dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya,
atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3.
Ukuran kehormatan
Ukuran
kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan.
Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari
sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang
banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berprilaku dan berbudi luhur.
4.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran
ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan
menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang
bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam
gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,
misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional
seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini
jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu
yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang
tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli
skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
B. Sifat
Pelapisan Sosial
Menurut soerjono soekanto, dilihat
dari sifat pelapisan sosial dibedakan menjadi :
A.
Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi
dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun
ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh :
Rasialis (kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah
kedudukan di posisi kulit putih).
B.
Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Sstratifikasi
ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata
dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh
: Seseorang yang miskin bisa menjadi kaya jika ia ingin berusaha.
C.
Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi
ini merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Contoh :
Seseorang yang memiliki kasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali,
namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan
rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di
Jakarta.
C. Terjadinya
Pelapisan Sosial
A. Terjadi
dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan
masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu
dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh
masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena
itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari
pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat
dimana sistem itu berlaku.
B. Terjadi
dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk
mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas
adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam
sistem organisasi ini terdapat 2 sistem, yaitu:
1) Sistem
Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya
berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2)
Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari
bawah ke atas (vertikal).
D. Aspek Positif dan Negatif Dari Sistem Pelapisan Sosial
Sistem pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat
sangatlah mungkin terjadi, karena adanya tingkatan kesenjangan-kesenjangan yang
didasari dari beberapa hal misalnya dari segi Ekonomi, ini akan menimbulkan
stratifikasi sosial yang sangat mencolok. Masyarakat dan lingkungan sosialnya
menjadi elemen yang tak dapat terpisahkan sehingga akan menimbulkan efek-efek
tertentu sesuai dengan pola pikir dan lingkungan masyarakt sosial itu sendiri.
Beberapa aspek yang akan timbul akan menimbulkan
kesenjangan sosial dan diskriminasi, aspek negatif ini bisa saja terjadi pada
daerah-daerah pedesaan, pasalnya pedesaan yang umumnya petani akan senantiasa
lebih dikuasai oleh tengkulak-tengkulak yang memainkan harga pasar yang cenderung
seringkali merugikan para petani, contohnya para petani daun bakau untuk
pembuatan rokok, harga bakau harus ditentukan oleh tengkulak yang sudah bekerja
sama dengan produsen rokok yang telah memiliki nama. Tingkatan ekonomi lah yang
membuat stratifikasi sosial ini muncul, belum lagi karena jabatan dan tingkat
pendidikan.
Aspek lain dari pelapisan sosial ini bisa saja menjadi
hal yang menguntugkan bagi sebagian orang, aspek positif ini dapat kita jumpai
di berbagai tempat contohnya jika kita seorang pejabat pemerintah kita mungkin
akan sedikit lebih mudah dalam urusan birokrasi, karena adanya bantuan orang
dalam yang memiliki jabatan. Plapisan sosial di pedesaan mungkin akan
menimbulkan hal baik bagi para pencari modal apabila seseorang yang memilik tingkat
ekonomi menengah ke atas berpendidikan tinggi juga mempunyai jabatan dapat
bekerja sama dengan masyarakat ke bawah untuk saling membantu dengan mendirikan
koperasi kecil-kecilan dengan modal yang sudah di danai oleh orang yang
mempunyai pengaruh kuat di daerah itu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas,
dapat disimpulkan bahwa Pelapisan sosial adalah pembedaan
atau pengelompokan para anggota masyarakat secara
vertikal atau gejala yang
bersifat universal, kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan
sosial selalu ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial
adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial
secara bertingkat.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar: